Selasa, 17 Januari 2012

Pura Mangening

Pura Mangening


Pernahkah Anda mendengar atau bahkan mengunjungi Pura Mangening? Atau jangankan berkunjung, mendengar saja baru kali ini. Tapi, jangan khawatir baca saja artikel ini sampai tuntas baru akan ditemukan apa saja kelebihan pura dan karenanya Anda bisa menilai sendiri apakah Pura Mangening layak masuk daftar kunjungan jika ke Bali atau tidak. Yang jelas kami menyarankan sesekali untuk mengetahui dan menghormati peradaban dan peninggalan budaya masa lampau maka mengunjungi situs-situs purbakala yang sarat nilai sejarah menjadi keharusan sebagai bahan fikir dan merenung.
Lingga-Yoni

Konon yang menjadi daya tarik Pura Mangening adalah keberadaan Lingga-Yoni yang merupakan peninggalan sejarah yang  tinggi nilainya. Selain Lingga-Yoni, terdapat pula arca-arca kuno yang sudah rusak sehingga tak lagi dapat dikenali dan diketahui ihwal umur dan pembuatnya. Lingkungan pura ini terletak tak jauh dari sebelah utara lingkungan Pura Gunung Kawi Tampak Siring, dan sebelah selatan jalan menuju Pura Tirta Empul.

Lokasi pura yang cukup strategis rupanya banyak mengundang kedatangan para wisatawan mancanegara untuk datang melihat bangunan dan situs kesejarahan lainnya di lingkungan Pura Mangening. Di pura ini ditemukan pula bekas ambang pintu yang kemudian membuat kepenasaran otoritas setempat yang kemudian mengadakan penggalian dan penyelamatan. Maka Suaka Sejarah dan Purbakala Bali mulai melakukan penelusuran dan berhasil menemukan sisa-sisa bangunan kuno yang diduga berbentuk sebuah prasada yang sangat mungkin berasal dari Anak Wungsu.
Asal-usul Nama Mangening

Konon nama Pura Mangening berasal dari kata “maha” dan “ening”. Pura Mangening merupakan salah satu tempat Raja Udayana dan keluarga kerajaan untuk melakukan upaya kerohanian dalam membangun diri yang “maha ening”. Dalam setiap periodenya di pura ini sering digelar upacara Piodala yang jatuh pada Saniscara Pon Wuku Cinta. Upacara yang digelar dengan maksud untuk penyucian dan berharap mendapatkan berkah.

Dilain sisi, menurut Mantan Kepala Kantor Purbakala Bali MP. Sukarto K. Atmodjo, nama Pura Mangening berasal dari kata “cening” yang berarti anak. Karena dalam salah satu prasasti yang ada hubungannya dengan Raja Udayana menyatakan bahwa Lumahi Banyu Wka yang artinya wafat di air wka inilah yang diduga berasal dari “Oka” dengan diidentikkan dengan anak.






Lokasi

Pura ini terletak 15 KM dari kota Gianyar dan 37 KM dari kota Denpasar. Pura ini terletak tidak jauh di sebelah utara lingkungan Pura Gunung Kawi Tampaksiring. Untuk menuju ke pura ini, wisatawan melalui jalan setapak menuju lingkungan Pura Gunung Kawi ditepi sungai Pakerisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar